MENJELANG AJAL
-
-
Suatu ketika babah Salim seorang pedagang toko kelontong dirawat di ruang ICU dengan penyakit yang sudah sangat parah. Tim medis pun sudah tak mampu lagi berbuat apa-apa alias menyerah. Maka seluruh keluarganya dan anak-anaknya meminta ijin untuk menengoknya yang terakhir kali. Sambil berurai air mata, mereka menunggu, kalau-kalau ada pesan terakhir darinya, tiba-tiba………..babah Salim memanggil masing-masing anaknya.
-
Babah : A Hua…..
A Hua : I..iiya Pih, saya disini !
-
Babah : A Siang.
A Siang : Iya..iiya Pih, saya disini !
-
Babah : A Liem.
A Liem : Yaa.. Pih, saya disini !
-
Babah : A Khuan.
A Khuan : Ini saya disini Pih !
-
Babah : A Ming.
A Ming : Ya.. ya Pih, saya disini !
-
Babah : A Phoh.
A Phoh : Oh Papih sayang, saya disini !
-
Babah : A Chuih.
A Chuih : Pih saya disini !!
-
Tiba-tiba mata si babah Salim melotot,
-
“LOH…., KOK KALIAN SEMUANYA DI SINI ?? YANG JAGAIN TOKO SIAPA ????”
-
(Dasar “matrek”, udah sekarat masih juga beratkan harta !!)
http://iwandahnial.wordpress.com/2008/09/24/menjelang-ajal/#more-2666
No comments:
Post a Comment